Translate Your Language

Kamis, 08 Maret 2012

Aldo dan Kaos Kaki

Aldo Dan Kaos Kaki
Menanamkan Nilai: Disiplin
Nama               : Mistriyanti
NIM                : 0901110016
ProDi/Smt       : PG PAUD/4
            Pada suatu hari, ketika Ibu Aldo sedang memasak, tiba-tiba terdengar dari kejauhan suara teriakan.
“Ibu, Ibu... Dimana kaos kaki Aldo Bu?”.
Aldo berteriak-teriak dari kamarnya, Ibu Aldo pun mendekat.
“Ada apa Aldo? Kenapa teriak-teriak? Ibu kan sedang menyiapkan makanan”, tanya Ibu Aldo.
“Ibu lihat kaos kaki Aldo yang sebelah tidak?”, tanya Aldo sambil mencari kaos kakinya yang mungkin ada didalam sepatu dan tasnya.
“Ibu tidak tahu, kemarin Aldo taruh mana?”, tanya Ibu.
“Aldo lupa Bu” Jawab Aldo.
“Ya sudah, sekarang pakai bajumu dan langsung sarapan ya? Ini sudah hampir jam 07.00, nanti kamu terlambat, Ibu mau beli kaos kaki dulu di warung sebelah” kata Ibu Aldo yang bergegas mengambil uang untuk membeli kaos kaki ke warung sebelah.
“Baiklah Bu” kata Aldo.
Kemudian Ibu meninggalkan Aldo yang sedang bersiap untuk berangkat sekolah. Setelah selesai makan, Aldo berpamitan kepada Ibunya untuk berangkat sekolah.
“Bu, Aldo berangkat sekolah dulu ya?” kata Aldo.
“Baiklah, hati-hati ya, jika Aldo bermain dan melepas sepatu dan kaos kakimu, jangan lupa untuk memakainya kembali setelah selesai bermain”, kata Ibu.
“Baiklah Bu, aku akan mengingatnya. Aku berangkat ya Bu, assalamua’alaikum..” kata Aldo sembari mencium tangan Ibunya.
Ia pun berangkat dengan hati senang, karena kaos kakinya baru lagi.
            Di sekolah Aldo mengikuti pelajaran dengan baik, ketika istirahat tiba dan waktunya untuk sholat, Aldo langsung ke masjid dan sholat tepat dibelakang imam masjid. Setelah selesai sholat, Aldo mau memakai sepatu dan kaos kakinya, tapi dia terhenti, dalam hati Aldo berkata “ah,, tak usah dipakailah kaos kakinya, sebentar lagi juga pulang, pak Guru tidak akan tahu kalau aku tidak memakai kaos kaki, celanaku kan panjang jadi tidak akan kelihatan, ya sudahlah pakai sepatunya saja”, Aldo pun tersenyum dan dia langsung pergi meninggalkan masjid dan membawa kaos kakinya menuju kelas. Aldo menaruh kaos kakinya di pinggir tas yang  seperti saku. Bel sekolah pun berbunyi tanda pelajaran telah usai. “Ya, pelajaran hari ini selesai, mari kita berdoa sebelum pulang. Berdoa mulai” kata pak Guru, semua murid tertunduk dan hening dalam doanya masing-masing. “Berdoa selesai, assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh”, ucap Pak Guru. “Wa’alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh” jawab murid-murid dengan serempak. Beberapa murid bergegas keluar ruangan, bersegera kembali menuju rumah masing-masing.            “Assalamu’alaikum, Aldo pulang”, tutur Aldo. “Wa’alaikumsalam warohmatulloh..” jawab Ibu. Aldo langsung mencium tangan Ibunya, “bagaimana tadi sekolahnya Aldo?” tanya Ibu. “Ya seperti biasa Bu, menyenangkan” jawab Aldo, “ya sudah, sekarang ganti baju, makan, terus tidur ya”, perintah sang Ibu dengan lembut. “Baik Bu”, Aldo tersenyum. Kemudian Aldo melakukan apa yang diperintahkan oleh Ibunya.
            Keesokan harinya, terdengar suara teriakan seperti kemarin, “Ibu, Ibu, Ibu lihat kaos kaki Aldo tidak Bu?”. Ibu Aldo pun langsung menghampiri suara teriakan itu, “ada apa Aldo?”, tanya Ibu. “Ibu lihat kaos kaki Aldo tidak?”, rengek Aldo. “Lho, kemarin kan baru beli yang baru, Aldo taruh mana? Coba ingat-ingat?”, kata Ibu dengan suara lembut. Aldo mengingat-ingat kejadian kemarin, “oh iya bu, kemarin setelah sholat dhuhur Aldo langsung menaruh kaos kaki itu ke tas”, kata Aldo sambil mengacungkan jari telunjuknya, ia teringat dengan apa yang di lakukannya kemarin. “Ya sudah, coba di cari di tas, mungkin didalam tas” kata Ibu. Aldo pun mencari kaos kakinya di tas, tapi yang ketemu hanya kaos kaki yang sebelah kanan saja, yang sebelah kiri tidak ditemukan. “Bu, kok kaos kaki Aldo cuma sebelah?” tanya Aldo heran. “Lho, Ibu ya tidak tahu, kemarin yang menaruh kaos kakinya kan Aldo, jadi ya Aldo yang tahu” jawab Ibu. “Aldo taruh tas kok Bu, taruh sini” Aldo menunjukkan kearah tas yang pinggirannya seperti saku, “kenapa ditaruh disitu? Kemungkinan besar ya jatuh. Ibu kan sudah mengingatkan kemarin, kalau habis melepas sepatu dan kaos kaki dan sudah selesai mengerjakan aktivitas, ya langsung dipakai lagi. Biar tidak hilang lagi. Dulu kejadiannya juga seperti itu, kaos kaki Aldo sering hilang dan ketemu setelah beberapa minggu atau bulan. Ada yang di bawah tempat tidur, ada yang di belakang lemari, ada juga yang jatuh di lapangan, dan yang menemukan si Didin teman sekelasmu. Jadi, lain kali jangan sampai lupa lagi ya”, kata Ibu. “Iya deh Bu, Aldo minta maaf, kemarin Aldo lupa, Aldo janji tidak akan lupa lagi” kata Aldo. “Ya sudah, sekarang pakai bajumu dan makan” kata Ibu. “Tapi Bu, kaos kaki Aldo gimana?”, tanya Aldo. “Aldo pakai yang ini saja ya?”, tutur Ibu sambil memberikan kaos kaki yang bolong jempolnya. “Yah Ibu itu kan bolong jempolnya”, kata Aldo, ia kecewa dengan apa yang di berikan Ibu. Ibunya pun tersenyum, lalu berkata, “Yah mau gimana lagi, Ibu sudah tidak ada uang untuk membeli kaos kaki.  Sebenarnya ini ada uang, tapi untuk jajan Aldo dan lagi pula uang ini juga tidak akan cukup untuk membeli kaos kaki. Jadi pakai yang ini saja dulu ya. Nanti kalau Ibu ada uang lagi, pasti Ibu belikan yang baru. Tapi ingat, jangan dihilang-hilangkan lagi ya”. “Ya sudah lah Bu, tidak apa-apa”, Aldo mengambil kaos kakinya dan segera memakainya. “Ayo makan, nanti kamu terlambat kesekolah”, ajak Ibu. “Baik Bu”, kata Aldo, ia berdiri dan bergegas menuju ruang makan. Setelah selesai makan, Aldo pun berpamitan kepada Ibunya dan bergegas menuju sekolahnya. 
            Di jalan Aldo berpikir dan berkata dalam hati, “hemm.. iya yah, gara-gara aku taruh kaos kaki sembarangan, jadi banyak kaos kakiku yang hilang dan setiap kali aku mau berangkat Ibu selalu harus membeli kaos kaki yang baru untukku. Kasihan ya Ibu, dia harus membeli kaos kaki terus-menerus karena keteledoranku. Itu kan pemborosan namanya”, Aldo menangguk-anggukan kepalanya, ia terus merenungi kesalahannya dan berjanji akan selalu mengingat pesan Ibu. Setelah sampai disekolah, seperti biasa Aldo mengikuti pelajaran dengan baik. Ketika bel istirahat berbunyi, semua murid-murid langsung keluar kelas. Ada yang pergi beli jajan, ada yang keperpustakaan, ada yang berdiam diri didalam kelas, ada yang bermain bola dan ada juga yang bermain sesuka hati mereka. Aldo memutuskan untuk bermain kejar-kejaran dengan temannya.
Bel tanda masuk berbunyi, semua murid masuk kedalam kelas. Kebetulan jam terakhir adalah pelajaran olahraga, Aldo langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian olahraga. Olahraga kali ini adalah sepak bola. Aldo sangat senang, karena sepak bola adalah hobinya. Kemudian Aldo langsung melepas sepatunya dan langsung bermain. Setelah selesai pelajaran olahraga, murid-murid membubarkan diri. Aldo pergi keruang ganti dan mencuci kaki dan tangannya, ia teringat pesan Ibu dan berkata, “oh ya, aku harus memakai kaos kakiku setelah melakukan aktivitas apapun, biar kaos kakinya tidak hilang lagi, itu pesan Ibu” setelah membersihkan kakinya, dia langsung memakai kaos kaki dan sepatunya.
            “Aldo pulang, assalamu’alaikum..”, tutur Aldo, ia terlihat senang seperti hari biasanya. “Wa’alaikumsalam...” jawab Ibu. “Bagaimana sekolahnya Aldo? Tidak lupa pesan Ibu kan?” tanya Ibu. “Alhamdulillah Bu, menyenangkan. Tadi pelajaran olahraga, bermain sepak bola, rasanya senang sekali dan Aldo tak lupa pesan Ibu, ini kaos kakinya” jawab Aldo sambil menujukkan kakinya yang masih menggunakan kaos kaki. “Bagus, anak Ibu memang pintar dan patuh. Karena Aldo sudah menjadi anak yang pintar, jadi Ibu punya hadiah untuk Aldo. Ini”, tutur Ibu sambil memberikan hadiah itu kepada Aldo. “Asyik,, kaos kaki olahraga. Ini kan kaos kaki mahal Bu. Dan Aldo sangat menginginkannya”, kata Aldo sambil melompat-lompat kegirangan karena kaos kaki yang diinginkannya selama ini berhasil didapatkannya. “Iya tadi Ibu dapat rejeki sedikit dan ada sisa, jadi Ibu belikan kaos kaki ini untuk Aldo. Dijaga baik-baik ya, jangan sampai hilang , ingat pesan Ibu”, kata Ibu. “Baik Bu, Aldo akan terus mengingat pesan Ibu. Terimakasih ya Bu, Aldo sangat senang”, Aldo memeluk Ibunya. “Iya sama-sama sayang. Ya sudah cepat ganti baju dan makan”, Ibu melepas pelukan Aldo. “Baik Bu. Oya Bu, Aldo minta ijin mau pergi bermain bola, boleh tidak Bu?”, tanya Aldo. “Iya boleh, tapi hati-hati ya”, jawab Ibu. “Pasti Bu, terimakasih Ibu”, tutur Aldo, ia tersenyum lebar. Aldo berjanji tidak akan menaruh kaos kakinya sembarangan, dia akan merawat kaos kakinya dengan baik.
Jadi hikmah apakah yang dapat diambil dari kisah ini??? Anda pasti tau jawabannya.... 


Tidak ada komentar: