Aldo
Dan Kaos Kaki
Menanamkan
Nilai: Disiplin
Nama : Mistriyanti
NIM : 0901110016
ProDi/Smt : PG PAUD/4
NIM : 0901110016
ProDi/Smt : PG PAUD/4
Pada suatu hari, ketika Ibu Aldo
sedang memasak, tiba-tiba terdengar dari kejauhan suara teriakan.
“Ibu,
Ibu... Dimana kaos kaki Aldo Bu?”.
Aldo
berteriak-teriak dari kamarnya, Ibu Aldo pun mendekat.
“Ada
apa Aldo? Kenapa teriak-teriak? Ibu kan sedang menyiapkan makanan”, tanya Ibu
Aldo.
“Ibu
lihat kaos kaki Aldo yang sebelah tidak?”, tanya Aldo sambil mencari kaos kakinya
yang mungkin ada didalam sepatu dan tasnya.
“Ibu
tidak tahu, kemarin Aldo taruh mana?”, tanya Ibu.
“Aldo
lupa Bu” Jawab Aldo.
“Ya
sudah, sekarang pakai bajumu dan langsung sarapan ya? Ini sudah hampir jam
07.00, nanti kamu terlambat, Ibu mau beli kaos kaki dulu di warung sebelah”
kata Ibu Aldo yang bergegas mengambil uang untuk membeli kaos kaki ke warung
sebelah.
“Baiklah
Bu” kata Aldo.
Kemudian
Ibu meninggalkan Aldo yang sedang bersiap untuk berangkat sekolah. Setelah
selesai makan, Aldo berpamitan kepada Ibunya untuk berangkat sekolah.
“Bu,
Aldo berangkat sekolah dulu ya?” kata Aldo.
“Baiklah,
hati-hati ya, jika Aldo bermain dan melepas sepatu dan kaos kakimu, jangan lupa
untuk memakainya kembali setelah selesai bermain”, kata Ibu.
“Baiklah
Bu, aku akan mengingatnya. Aku berangkat ya Bu, assalamua’alaikum..” kata Aldo sembari
mencium tangan Ibunya.
Ia
pun berangkat dengan hati senang, karena kaos kakinya baru lagi.
Di sekolah Aldo mengikuti pelajaran
dengan baik, ketika istirahat tiba dan waktunya untuk sholat, Aldo langsung ke
masjid dan sholat tepat dibelakang imam masjid. Setelah selesai sholat, Aldo
mau memakai sepatu dan kaos kakinya, tapi dia terhenti, dalam hati Aldo berkata
“ah,, tak usah dipakailah kaos kakinya, sebentar lagi juga pulang, pak Guru
tidak akan tahu kalau aku tidak memakai kaos kaki, celanaku kan panjang jadi
tidak akan kelihatan, ya sudahlah pakai sepatunya saja”, Aldo pun tersenyum dan
dia langsung pergi meninggalkan masjid dan membawa kaos kakinya menuju kelas. Aldo
menaruh kaos kakinya di pinggir tas yang
seperti saku. Bel sekolah pun berbunyi tanda pelajaran telah usai. “Ya,
pelajaran hari ini selesai, mari kita berdoa sebelum pulang. Berdoa mulai” kata
pak Guru, semua murid tertunduk dan hening dalam doanya masing-masing. “Berdoa
selesai, assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh”, ucap Pak Guru. “Wa’alaikumsalam
warohmatullohi wabarokatuh” jawab murid-murid dengan serempak. Beberapa murid
bergegas keluar ruangan, bersegera kembali menuju rumah masing-masing. “Assalamu’alaikum, Aldo pulang”, tutur
Aldo. “Wa’alaikumsalam warohmatulloh..” jawab Ibu. Aldo langsung mencium tangan
Ibunya, “bagaimana tadi sekolahnya Aldo?” tanya Ibu. “Ya seperti biasa Bu,
menyenangkan” jawab Aldo, “ya sudah, sekarang ganti baju, makan, terus tidur
ya”, perintah sang Ibu dengan lembut. “Baik Bu”, Aldo tersenyum. Kemudian Aldo
melakukan apa yang diperintahkan oleh Ibunya.
Keesokan harinya, terdengar suara
teriakan seperti kemarin, “Ibu, Ibu, Ibu lihat kaos kaki Aldo tidak Bu?”. Ibu
Aldo pun langsung menghampiri suara teriakan itu, “ada apa Aldo?”, tanya Ibu.
“Ibu lihat kaos kaki Aldo tidak?”, rengek Aldo. “Lho, kemarin kan baru beli
yang baru, Aldo taruh mana? Coba ingat-ingat?”, kata Ibu dengan suara lembut. Aldo
mengingat-ingat kejadian kemarin, “oh iya bu, kemarin setelah sholat dhuhur Aldo
langsung menaruh kaos kaki itu ke tas”, kata Aldo sambil mengacungkan jari
telunjuknya, ia teringat dengan apa yang di lakukannya kemarin. “Ya sudah, coba
di cari di tas, mungkin didalam tas” kata Ibu. Aldo pun mencari kaos kakinya di
tas, tapi yang ketemu hanya kaos kaki yang sebelah kanan saja, yang sebelah
kiri tidak ditemukan. “Bu, kok kaos kaki Aldo cuma sebelah?” tanya Aldo heran.
“Lho, Ibu ya tidak tahu, kemarin yang menaruh kaos kakinya kan Aldo, jadi ya
Aldo yang tahu” jawab Ibu. “Aldo taruh tas kok Bu, taruh sini” Aldo menunjukkan
kearah tas yang pinggirannya seperti saku, “kenapa ditaruh disitu? Kemungkinan
besar ya jatuh. Ibu kan sudah mengingatkan kemarin, kalau habis melepas sepatu
dan kaos kaki dan sudah selesai mengerjakan aktivitas, ya langsung dipakai
lagi. Biar tidak hilang lagi. Dulu kejadiannya juga seperti itu, kaos kaki Aldo
sering hilang dan ketemu setelah beberapa minggu atau bulan. Ada yang di bawah
tempat tidur, ada yang di belakang lemari, ada juga yang jatuh di lapangan, dan
yang menemukan si Didin teman sekelasmu. Jadi, lain kali jangan sampai lupa
lagi ya”, kata Ibu. “Iya deh Bu, Aldo minta maaf, kemarin Aldo lupa, Aldo janji
tidak akan lupa lagi” kata Aldo. “Ya sudah, sekarang pakai bajumu dan makan”
kata Ibu. “Tapi Bu, kaos kaki Aldo gimana?”, tanya Aldo. “Aldo pakai yang ini
saja ya?”, tutur Ibu sambil memberikan kaos kaki yang bolong jempolnya. “Yah
Ibu itu kan bolong jempolnya”, kata Aldo, ia kecewa dengan apa yang di berikan
Ibu. Ibunya pun tersenyum, lalu berkata, “Yah mau gimana lagi, Ibu sudah tidak
ada uang untuk membeli kaos kaki. Sebenarnya
ini ada uang, tapi untuk jajan Aldo dan lagi pula uang ini juga tidak akan
cukup untuk membeli kaos kaki. Jadi pakai yang ini saja dulu ya. Nanti kalau
Ibu ada uang lagi, pasti Ibu belikan yang baru. Tapi ingat, jangan
dihilang-hilangkan lagi ya”. “Ya sudah lah Bu, tidak apa-apa”, Aldo mengambil
kaos kakinya dan segera memakainya. “Ayo makan, nanti kamu terlambat
kesekolah”, ajak Ibu. “Baik Bu”, kata Aldo, ia berdiri dan bergegas menuju
ruang makan. Setelah selesai makan, Aldo pun berpamitan kepada Ibunya dan
bergegas menuju sekolahnya.
Di jalan Aldo berpikir dan berkata
dalam hati, “hemm.. iya yah, gara-gara aku taruh kaos kaki sembarangan, jadi
banyak kaos kakiku yang hilang dan setiap kali aku mau berangkat Ibu selalu
harus membeli kaos kaki yang baru untukku. Kasihan ya Ibu, dia harus membeli
kaos kaki terus-menerus karena keteledoranku. Itu kan pemborosan namanya”, Aldo
menangguk-anggukan kepalanya, ia terus merenungi kesalahannya dan berjanji akan
selalu mengingat pesan Ibu. Setelah sampai disekolah, seperti biasa Aldo mengikuti
pelajaran dengan baik. Ketika bel istirahat berbunyi, semua murid-murid langsung
keluar kelas. Ada yang pergi beli jajan, ada yang keperpustakaan, ada yang berdiam
diri didalam kelas, ada yang bermain bola dan ada juga yang bermain sesuka hati
mereka. Aldo memutuskan untuk bermain kejar-kejaran dengan temannya.
Bel
tanda masuk berbunyi, semua murid masuk kedalam kelas. Kebetulan jam terakhir
adalah pelajaran olahraga, Aldo langsung mengganti pakaiannya dengan pakaian
olahraga. Olahraga kali ini adalah sepak bola. Aldo sangat senang, karena sepak
bola adalah hobinya. Kemudian Aldo langsung melepas sepatunya dan langsung
bermain. Setelah selesai pelajaran olahraga, murid-murid membubarkan diri. Aldo
pergi keruang ganti dan mencuci kaki dan tangannya, ia teringat pesan Ibu dan
berkata, “oh ya, aku harus memakai kaos kakiku setelah melakukan aktivitas
apapun, biar kaos kakinya tidak hilang lagi, itu pesan Ibu” setelah
membersihkan kakinya, dia langsung memakai kaos kaki dan sepatunya.
“Aldo pulang, assalamu’alaikum..”, tutur
Aldo, ia terlihat senang seperti hari biasanya. “Wa’alaikumsalam...” jawab Ibu.
“Bagaimana sekolahnya Aldo? Tidak lupa pesan Ibu kan?” tanya Ibu. “Alhamdulillah
Bu, menyenangkan. Tadi pelajaran olahraga, bermain sepak bola, rasanya senang
sekali dan Aldo tak lupa pesan Ibu, ini kaos kakinya” jawab Aldo sambil menujukkan
kakinya yang masih menggunakan kaos kaki. “Bagus, anak Ibu memang pintar dan
patuh. Karena Aldo sudah menjadi anak yang pintar, jadi Ibu punya hadiah untuk
Aldo. Ini”, tutur Ibu sambil memberikan hadiah itu kepada Aldo. “Asyik,, kaos
kaki olahraga. Ini kan kaos kaki mahal Bu. Dan Aldo sangat menginginkannya”,
kata Aldo sambil melompat-lompat kegirangan karena kaos kaki yang diinginkannya
selama ini berhasil didapatkannya. “Iya tadi Ibu dapat rejeki sedikit dan ada
sisa, jadi Ibu belikan kaos kaki ini untuk Aldo. Dijaga baik-baik ya, jangan
sampai hilang , ingat pesan Ibu”, kata Ibu. “Baik Bu, Aldo akan terus mengingat
pesan Ibu. Terimakasih ya Bu, Aldo sangat senang”, Aldo memeluk Ibunya. “Iya
sama-sama sayang. Ya sudah cepat ganti baju dan makan”, Ibu melepas pelukan
Aldo. “Baik Bu. Oya Bu, Aldo minta ijin mau pergi bermain bola, boleh tidak
Bu?”, tanya Aldo. “Iya boleh, tapi hati-hati ya”, jawab Ibu. “Pasti Bu,
terimakasih Ibu”, tutur Aldo, ia tersenyum lebar. Aldo berjanji tidak akan
menaruh kaos kakinya sembarangan, dia akan merawat kaos kakinya dengan baik.
Jadi hikmah apakah yang dapat diambil dari kisah ini??? Anda pasti tau jawabannya....
Jadi hikmah apakah yang dapat diambil dari kisah ini??? Anda pasti tau jawabannya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar